Minggu, 11 April 2010

Antara Hati, Kebijaksanaan, dan Kecerdasan.

Andri Fadhlan M Huda 20 Maret jam 21:45 Balas
Assalammu'alaikum ikhwah fillah.

Kita telah tahu bahwa ada dua sisi berbeda dari jiwa manusia, yang satu mengarah kepada kebaikan dan yang satunya lagi mengarah kepada kejahatan. Bijaksana atau tidaknya seseorang bergantung pada dua sisi jiwa orang itu. Al-Qur'an memberitahu kita bahwa tingkah laku yang mengikuti nafsu adalah tidak bijaksana. Sebaliknya, setia kepada sisi baik dari jiwa membawa kepada kebijaksanaan.

Seseorang yang menjadi budak dari hawa nafsunya tidak dapat mengisi hatinya dengan ingat kepada Allah, maka dengan segera dia kehilangan kebijaksanaan. Al-Qur'an merujuk orang-orang seperti ini sebagai orang-orang yang kehilangan kebijaksanaan. Awalnya memang tak dapat dipahami. Sebab kebanyakan orang menganggap bahwa semua orang itu bijaksana dan menganggap bahwa kebijaksanaan itu tidak pernah berubah. Namun ada hal yang lebih membingungkan seputar perbedaan kebijaksanaan dan kecerdasan. Orang menganggap bahwa keduanya sama padahal berbeda. Setiap orang dapat memiliki kecerdasan tetapi kebijaksanaan hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman.

Dengan mengetahui bahwa sisi jahat jiwa dapat membuat seseorang kehilangan kebijaksanaan, maka kita harus tahu bagaimana cara memperoleh kebijaksanaan. Jawabannya jelas. Seseorang memperoleh kebijaksanaan ketika dia mematuhi kesadarannya yang memberinya cara untuk menghalangi sisi jahat dari jiwanya mengambil alih.

Kebijaksanaan sebagaimana diacu di dalam Al-Qur'an, merupakan gejolak yang dialami di dalam jiwa. Dalam lebih dari satu ayat diterangkan bahwa hati belajar untuk bijaksana. Dengan demikian kita mengetahui bahwa kebijaksanaan berbeda dari kecerdasan yang merupakan fungsi otak semata. Kebijaksanaan ada di dalam hati dan jiwa manusia. Al-Qur'an menjelaskan bahwa kebijaksanaan ada di dalam hati, dan orang yang tanpa kebijaksanaan, akan kurang pemahamannya karena hati mereka terkunci. Firman Allah: Apakah mereka yang mendustai Rasul itu tidak pernah bepergian di muka bumi ini, supaya hatinya tersentak untuk memikirkan kemusnahan itu, atau mengiang di telinganya untuk didengarkan? Sebenarnya yang buta bukan mata yang ada di kepala, tetapi hati yang ada di dalam dada. Al-Hajj:46

Sesungguhnya telah kami sediakan untuk penghuni neraka itu banyak jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi mereka tidak mempergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat, menghayati tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat Allah. Mereka tidak ubahnya seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka orang-orang yang alpa. Al-A'raf:179. Wallahu a'lam

Wassalammu'alaikum

SYUKUR NIKMAT

Miftakhun Nurul Jannatin 21 Maret jam 19:17 Balas
Kaca yang selanjutnya yang bisa kita jadikan cermin adalah perintah untuk mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Perintah ini sebenarnya lebih tepat bila dirasakan sebagai sindiran atas kekerdilan kita dalam memahami konsep balas budi. Sebagai makhluk yang semula tidak ada, lalu diadakan serta dilimpahkan kepadanya bumi seisinya, manusia terlalu bodoh untuk menganggap semua itu sebagai proses alamiah. Karena semua nikmat penciptaan, kucuran rizki dan potensi alam ini ada yang mengatur, ada yang memberikan ada yang menganugerahkan dan harus ada timbal balik untuk mensyukuri semuanya. Namun karena banyaknya nikmat yang diterima, justru membuat manusia lupa berteima kasih kepada Yang Memberi. Sehingga akan banyak kita temukan manusia yang tergolong ingkar kepada Allah.

Dalam sebuah hadits Nabi saw. menyebutkan manusia memiliki 360 persendian yang wajib disyukuri masing-masing sendinya. Di luar itu manusia masih berkewajiban mensyukuri nikmat udara yang bersih, sinar matahari, air serta berfungsinya sistem organ tubuh dan panca indra. Semuanya wajib disyukuri karena nikmat-nikmat tersebut tidak dapat tidak ternilai harganya.

فَاذْكُرُوْنِى اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلاَ تَكْفُرُوْنَ ( البقرة : 152 )
Artinya: Sebab itu ingatlah kepada Ku, supaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah mengingkari nikmatKu (Qs. 2 : 152).

Perintah agar manusia mensyukuri secara rinci nikmat yang telah Allah berikan dan larangan mengkufuri nikmat tersebut. Terkandung pengertian bahwa bila tidak syukur, maka tercatat sebagai manusia yang kufur. Kini kita tahu bahwa sifat kafir itu mudah hinggap pada seseorang. Kita jangan terpasung dalam pemahaman sempit tentang makna kafir. Karena dalam bahasan ini yang dimaksud kafir adalah kafir kepada nikmat Allah (kufur bin ni’matillah). Namun jangan sekali-kali meremehkan sifat kafir ini. Sebab mengkufuri ni’mat Allah sama saja dengan mengkufuri Allah itu sendiri. Sehingga Allah mengancam dengan siksa yang amat pedih, bagi siapa saja yang mengkufuri nikmat-Nya.

Di balik ancaman siksa bagi yang kufur terhadap nikmat-Nya, Allah memberikan janji akan menambah kenikmatan kepada seorang hamba jika mau mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Bahwa semua yang ada di dalam dan di atas bumi serta di bawah langit ini merupakan nikmat dari Allah. Dari sini bisa kita koreksi bersama diri kita masing masing, tidakkah manusia banyak yang terlibat kufur ? Sudahkah kita ingat dan bersyukur kepada Allah ketika mendapat sinar matahari yang merupakan sumber energi. Tidakkah kita selalu menganggap sinar matahari sebagai suatu keniscayaan dan hal yang lumrah, sehin gga lupa bersyukur. Demikian pula ketika setiap sekian detik menghirup udara sejak lahir sampai meninggal, hampir tidak ada yang mensyukurinya.

Ketika seorang bisa duduk, bisa memegang pulpen, bisa menggerakkan siku untuk mengantarkan gelas ke mulut dan lainnya, pasti lupa untuk menyadari bahwa hal tersebut wajib disyukuri. Kalau demikian, di mana orang yang tidak terlibat kufur, manusia tipe apa yang tidak terancam ayat di atas?

SHALAWAT MUBROM

Kang Khoer 22 Maret jam 8:31 Balas
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَادْفَعْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ الْمُبْرَمِ اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

"Allohumma sholli `ala sayyidina Muhammadin, wadfa` anna minal bala`il mubromi, innaka `ala kulli syai`in qodir" wa`ala alihi wa shohbihi wasallim.

Ya allah.. limpahkanlah rahmat kpd junjungan kami Nabi Muhammad, dan tolaklah dari kami semua, bala` (musibah) Mubrom, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu, serta berilah rahmat kpd keluarganya, sahabat2nya, dan keselamatan.

Fadhilahnya:
Barang siapa yg mendawamkan membaca shalawat ini, maka insyaAllah dengan izin Allah dari keberkahannya akan terhindar dari musibah besar yg akan menimpanya.

Memaknai Islam adalah Rahmat Bagi Semesta Alam

Andri Fadhlan M Huda 23 Maret jam 21:16 Balas
Assalammu'alaikum Ikhwah fillah
Bismillahirrohmanirrohim

Islam merupakan rahmat bagi semesta alam, Dengan misi inilah Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad. Sebagaimana dalam firman-Nya dalm QS.21 Al-Anbiyaa' ;107 : Awamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil'aalamiina
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

sesungguhnya beliau adalah Rasulullah (utusan Allah) yang selalu membacakan ayat-ayat Allah kepada umatnya, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al kitab(Al Qur’an) dan Al Hikmah, sebagaimana firman-Nya: “Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri. Ia membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab ( Al Qur’an) dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka berada dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 164 ).

Agama Islam adalah agama yang sempurna. Agama kebaikan dan bukan agama perusak. Demikianlah wasiat Allah kepada Rasulullah dan juga kepada seluruh kaum muslimin sebagaimana dalam firman-Nya : ” Dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan ( Al Qashash : 77 )

Sehingga hanya agama Islam yang diridhai oleh Allah, dan siapa saja yang mencari selain Islam sebagai agama baginya, maka tidak akan di terima oleh Allah dan di akhirat menjadi orang yang merugi. Sebagaimana firman Allah : ” Sesungguhnya agama ( yang diridhai ) disisi Allah hanyalah Islam.” ( Ali Imran : 19 )

“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu ) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi (Ali Imran : 85 )

Bahkan Allah berwasiat : ” Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” ( Ali Imran : 102 )

Ketika cahaya Islam menerangi kegelapan peradapan umat manusia sejak 1439 silam, maka musuh-musuh Islam tiada henti membencinya. Upaya-upaya memadamkan cahaya itu pun senantiasa dilakukan. Allah berfirman : ” Meraka berupaya untuk memadamkan cahaya ( agama ) Allah dengan mulut ( ucapan-ucapan ) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci.” ( Ash Shaff : 8-9 )

oleh karenanya orang-orang kafir dan musyrik dari berbagai macam jenisnya sangat berkepentingan untuk merealisasikan niatnya dan bahkan orang-orang munafik (orang-orang yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kebencian terhadap Islam) sekalipun.
Allah berfirman dalam QS.At Taubah:107 : “Dan (diantara orang-orang musyrik itu) ada orang-orang yang membangun masjid untuk menimbulkan kemudharatan bagi orang-orang beriman untuk kekafiran dan memecah belah intern orang-orang yang beriman serta melakukan pengintaian untuk (kepentingan) orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka benar-benar bersumpah: “Kami tidak menghendaki kecuali kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).”

Kreasi dan inovasi mereka pun selalu muncul untuk konspirasi jahat tersebut, sesuai dengan masa dan eranya. Tak luput, pada era kita ini isu ” Terorisme” ternyata cukup ampuh untuk memojokkan dan menjatuhkan mental kaum muslimin. Walaupun sejarah telah mencatat bahwa Allah selalu melindungi Islam dan kaum muslimin dalam berbagai fitnah dan gejolak yang mereka munculkan itu.

Keberadan syariat jihad fi sabilillah ( perang dijalan Allah ) yang demikian mulia dalam agama Islam, benar-benar sebagai monster yang mengerikan bagi orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sehingga merekapun berupaya mengopinikan di dunia internasional sebagai terorisme.

Sementara dilain pihak, ada oknum-oknum dari kaum muslimin yang berlebihan bahkan sesat di dalam memahami makna jihad fi sabillah. Sehingga dalam sudut pandang mereka yang radikal itu, bom bunuh diri, peledakan-peledakan bom di tempat keramaian yang banyak di kunjungi turis, dan aksi-aksi terror lainnya di negeri-negeri kaum muslimin merupakan bagian dari jihad fiisabillah.

Padahal tidaklah demikian ajaran yang digariskan oleh Rasulullah dan para shahabatnya. Karena ajaran Rasulullah dan para shahabatnya adalah rahmat bagi semesta alam. Lalu ajaran siapakah itu ?
Jawabannya adalah ajarannya kaum khawarij yang dinyatakan oleh Rasulullah ” anjing-anjingnya penduduk neraka”.

Dengan modal semangat keislaman yang tinggi, dan minimnya ilmu agama yang murni dari Rasulullah dan para shahabatnya. Rujukan keilmuan mereka didalam menyikapi situasi dan kondisi saat ini adalah buku-buku sayyid Qutb, Abul A’la Al Maududi, Salman Al Audah, Safar Hawali dan sejenisnya dari neo-khawarif, akhirnya timpanglah pola pikir dan gerakan-gerakan mereka. Tak pelak, mayoritas pemerintah-pemerintah kaum muslimin di dunia ini.divonis telah murtad, para ulama’ Ahlus Sunnah abad ini divonis sebagai antek-antek Barat sementara dengan bangganya mereka mengklaim dirinya sebagai ” para mujahidin”.

Jihad apakah yang mereka lakukan ?! sungguh perbuatan mereka itu lebih pantas disebut terorisme dan mereka lebih pantas disebut teroris. dari pada kebaikan yang mereka inginkan. ( untuk lebih jelasnya bacalah buku ” Mereka Adalah Teroris” karya Al Ustadz Luqman bin Muhammad ba’abduh, dengan tebal 720 Halaman, terbitan pustaka Qaulan Sadida - Malang ).

Para pembaca, adanya oknum-oknum seperti diatas yang membawa lebel Islam dimanfaatkan betul oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafik ( baca: Amerika dan antek-anteknya ). ” Batalyon Opini” merekapun dengan gencarnya menebarkan isu terorisme dan kaum muslimin adalah para teroris. Hingga akhirnya tertanam suatu paradigma yang salah di tengah masyarakat, bahwa cirri-ciri teroris adalah selalu berpakaian muslim ( jubah, gamis, sorban dll>, berjenggot, pakaian di atas mata kaki, rajin shalat berjamaah, dan kaum wanitanya berbusana muslimah.Subhanallah… padahal itu semua adalah tuntunan nabi, bahkan diantara konsekuensi seseorang yang mengatakan muslim atau muslimah.

Demikianlah makar musuh-musuh yang tiada henti, Namun kita yakin suatu hari pasti akan sirna. Sebagaimana firman Allah :
“Dan ( ingatlah ), ketikan orang -orang kafir ( Quraisy ) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap, memenjarakanmua atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipudaya dan Allahlah yang menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” ( Al Anfaal:30 )

Sebagai penutup, kami ( sebagai pribadi musilm ) ingin menyampaikan beberapa nasehat ( masukan ) kepada seluruh Kaum muslimin.

1. seluruh komponen kaum muslimin hendaknya selalu memperdalam agama islam yang murni, yang bersumber dari Rasulullah dan para shahabatnya, dengan suatu harapan agar Allah selalu membimbing kita dalam menyikapi perubahan situasi dan kaondisi atau wolak-waliknya jaman.

2. kaum muslimin hendaknya bersabar dan bertawakal kepada Allah dalam menghadapi segala fitnahan murahan musuh-musuh Islam, serta tidak mudah terpengaruh dengan prinsip khawarij teroris dan penampilan ” kepahlawanan ” aktor-aktor mereka. Karena meraka telah jauh menyimpang dari jalan Rasulullah .

3. sebagaimana pula para penguasa kaum muslimin, baik sipil ataupun militer, hendaknya tidak mudah di provokasi dan diadu-domba dengan kaum muslimin sikap bijak, jeli dan teliti selalu dituntut sebelum ” menangkap ” orang -orang yang diidentifikasikan sebagai teroris ( alias tidak pukul rata ). Karena semua tindakan kelak dipertanggung jawabkan dihadapan Allah Sang Raja di Raja, dan Tuhan Semesta Alam.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada kita semua diatas jalan yang lurus, menjauhkan mereka dari segala makar musuh-musuh Islam, musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya serta kaum muslimin, dan memudahkan mereka untuk menegakkan keadilan, ketentraman dan kesejahteraan umat. Amin ya Rabbal ‘Alamin.


MENYADARI DOSA PRIBADI

Muhammad Zainuri 25 Maret jam 21:12 Balas
Seandainya kita mampu meneliti dan menelusuri secara cermat tingkah laku dan perbuatan kita selama hidup, kemudian dicocokkan dengan dasar dasar agama dengan sungguh-sunguh, kemungkinan besar kita akan mendapati diri dalam genangan dosa. Dosa-dosa tersebut bisa jadi timbul dari kesalahan berinteraksi. Itu nampak dari interaksi kepada sesamanya, kepada binatang, alam, maupun dosa kepada Allah (Tuhan Yang Maha Esa). Dengan cermin dan penelusuran ayat-ayat di atas misalnya, sudah bisa dilihat seberapa banyak dosa yang menumpuk di pundak manusia dalam setiap harinya. Saat duduk, berbaring, berjalan dan aktifitas apapun tidak ingat Allah merupakan dosa. Tidak mempedulikan kepentingan bangsa dan agama yang membutuhkan, termasuk dosa, dan bahkan tergolong manusia yang tidak memiliki kebenaran. Dalam setiap keluar masuknya nafas, manusia lalai mensyukuri nikmat yang diberikan Allah baik nikmat jasmani maupun nikmat rohani, juga merupakan dosa dan kedurhakaan yang diancam siksa.

Hal itu memberi kejelasan kepada kita bahwa setiap hari, setiap saat manusia tidak bisa terhindar dari dosa. Ini sebuah kewajaran dan sebuah keniscayaan, dalam kapasitasnya yang dloif. Harus ada proses penyadaran dan pertaubatan sebelum ajal menjemput, selama masih ada kesempatan taubat dan perbaikan. Sebab jika mau meneliti dan mengakui secara jujur, sebenarnya kewajaran tersentuh dosa itu berlaku pula atas orang-orang terpandang senior agama, cendekiawan, konglomerat sampai kaum awam. Jangan hendaknya berpikir dan berprilaku seperti kebiasaan manusia sejak zaman Adam hingga masa sekarang yang tidak mau menyadari bila diri terlibat dosa dan sesat, karena merasa sudah baik dan benar. Sebab para Rasul terdahulu tidak malu mengakui dosa dan kehilafan dirinya. Antara lain pertaubatan Rasul Adam as, (rasul sekaligus bibit unggul manusia) yang secara terbuka menyadari dirinya dholim seperti dikisahkan dalam Al Quran :

قَالاَ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ (الاعراف : 23 )
Artinya: Keduanya berkata : Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Bila Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang orang yang merugi (Qs. 7 : 23).

Demikian pula Rasul Yunus as. yang menyesali dan meminta ampun kepada Allah atas kedhaliman dirinya dikarenakan tidak sabar dan meninggalkan ummatnya dalam keadaan marah. Penyesalan dan pengakuan dhalim itu diabadikan dalam Al Quran :

وَذَالنَّوْنِ اِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ تَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِى الظُّلُمَاتِ اَنْ لآَّ اِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ ( الانبياء : 87 )
Artinya: Lalu ingat pula kisah Dhunnun ketika ia pergi dengan mendongkol meninggalkan kaumnya. Dia mengira bahwa kami tiak mampu mempersulit keadaannya. Lalu dia mendoa dalam tiga rangkaian kegelapan bahwa : Tidak ada Tuhan selain Engkau : Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku terlibat orang dhalim. (Qs. 21 : 87)

Demikian pula pengakuan dhalim Rasul Musa as. (ulil azmi) disebabkan pukulannya yang mengakibatkan kematian seorang bangsa Mesir. Beliau merasa dosa dan dhalim karena memukul orang dengan nafsu marah dan membela kaumnya sendiri yang belum tentu berada di fihak yang benar. Namun karena termasuk jiwa yang maksum (terjaga) maka segera diingatkan Allah akan kesalahannya dan menyadari.
قَالَ رَبِّ اِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى فَاغْفِرْ لِى فَغَفَرَلَهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمِ (القصص : 16 )
Artinya: Musa mendoa : Ya tuhanku ! bahwasannya aku telah berlaku aniaya terhadap diriku sendiri, karena itu ampunilah aku. Lalu Tuhan mengampuninya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Penyayang, (Qs.28 : 16)

Selanjutnya Rasul Muhammad saw. yang merupakan pendekar kebenaran sedunia, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap hari tidak kurang dari tujuh puluh kali sowan kepada Allah untuk meminta ampun. Para Rasul yang sedemikian tinggi derajatnya di sisi Allah, tidak malu mengakui dirinya berdosa, dhalim dan khilaf. Mereka merupakan contoh dan teladan bagi ummatnya sampai akhir zaman nanti. Namun anehnya umat sekarang tidak ada yang merasa berdosa dalam setiap harinya. Apalagi yang terpandang alim dan tokoh agama, lebih sukar baginya untuk menyadari adanya dosa dalam dirinya. Karena tidak merasa berdosa, sehingga kehendak hati untuk meminta ampun juga tidak ada. Padahal Allah menyeru kepada hamba-Nya agar berlomba dan bersegera dalam mencari dan mendapatkan ampunan dari Allah (Lihat Qs. Ali Imran : 133). Hal ini disebabkan Allah Maha Mengetahui bahwa dengan bertambahnya dosa manusia tiap saat, jika tidak di taubati dengan segera dan cepat cepat, dikhawatirkan akan tersusul (didahului) kematian yang datang dengan tiba tiba.

Kalau para Rasul saja tidak malu menyadari bila tersentuh dosa dan dhalim, lalu mengapa umat sekarang congkak dan selalu merasa baik ?. Mungkinkah perilaku dan kondisi umat dan para ulama, tokoh agama, cendekiawan sekarang lebih baik dan lebih suci dari para Nabi-Rasul itu ? Sebaliknya, ummat yang demikian adalah umat yang dibiarkan Allah. Sedangkan para Rasul itu selalu mendapatkan penjagaan dari Allah (ma’sum). Sehingga begitu tersentuh dosa langsung diperingatkan, tidak sampai berlarut-larut dalam kesalahan.

Untuk itu mari meninggalkan ego dan sikap gila hormat serta segera meneliti dosa dan kedhaliman diri, menyadari kemudian menaubatinya, sebelum ajal menjemput. Sebab demikian itulah ciri manusia dewasa dan beriman, menyadari dosa sebelum datangnya pati. Jangan sampai bernasib seperti orang bodoh, kaum kafir yang menyadari dosa setelah ajal menjemput, setelah berada di alam kubur. Karena tidak ada gunanya kecuali vonis siksa.

“Allah swt menyebutkan sabar di dalam al-Qur’an lebih dari 70 tempat.”

Andri Fadhlan M Huda 26 Maret jam 6:39 Balas
Assalammu'alaikum Ikhwah Fillah
Bismillahirrohmanirrohim


Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-Ra’d [13]:23-24
“…Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”

Sabar termasuk akhlak yang paling utama yang banyak mendapat perhatian Al-Qur’an dalam surat-suratnya. Imam al-Ghazali berkata, “Allah swt menyebutkan sabar di dalam al-Qur’an lebih dari 70 tempat.”
Ibnul Qoyyim mengutip perkataan Imam Ahmad: “Sabar di dalam al-Qur’an terdapat di sekitar 90 tempat.”

Abu Thalib al-Makky mengutip sebagian perkataan sebagian ulama: “Adakah yang lebih utama daripada sabar, Allah telah menyebutkannya di dalam kitab-Nya lebih dari 90 tempat. Kami tidak mengetahui sesuatu yang disebutkan Allah sebanyak ini kecuali sabar.”


Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya disebutkan pada QS.Al-Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.”

Kebalikan sabar adalah jaza’u (sedih dan keluh kesah), sebagaimana di dalam firman Allah QS. Ibrahim [14]: 21, “…sama saja bagi kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri.”

Macam-macam Sabar Dalam al-Qur’an
Aspek kesabaran sangat luas, lebih luas dari apa yang selama ini dipahami oleh orang mengenai kata sabar. Imam al-Ghazali berkata, “Bahwa sabar itu ada dua; pertama bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa pukulan yang berat atau sakit yang kronis. Yang kedua adalah al-shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan tuntutan-tuntutan hawa nafsu.

Bentuk kesabaran ini (non fisik) beraneka macam;
Jika berbentuk sabar (menahan) dari syahwat perut dan kemaluan disebut iffah

Jika di dalam musibah, secara singkat disebut sabar, kebalikannya adalah keluh kesah.

Jika sabar di dalam kondisi serba berkucukupan disebut mengendalikan nafsu, kebalikannya adalah kondisi yang disebut sombong (al-bathr)

Jika sabar di dalam peperangan dan pertempuran disebut syaja’ah (berani), kebalikannya adalah al-jubnu (pengecut)

Jika sabar di dalam mengekang kemarahan disebut lemah lembut (al-hilmu), kebalikannya adalah tadzammur (emosional)

Jika sabar dalam menyimpan perkataan disebut katum (penyimpan rahasia)

Jika sabar dari kelebihan disebut zuhud, kebalikannya adalah al-hirshu (serakah)

Kebanyakan akhlak keimanan masuk ke dalam sabar, ketika pada suatu hari Rasulullah saw ditanya tentang iman, beliau menjawab: Iman aadalah sabar. Sebab kesabaran merupakan pelaksanaan keimanan yang paling banyak dan paling penting. “Dan orang-orang yang sabar dalam musibah, penderitaan dan dalam peperangan mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 177)

Dari itu kita dapat memahami mengapa al-Qur’an menjadikan masalah sabar sebagai kebahagiaan di akhirat, tiket masuk ke surga dan sarana untuk mendapatkan sambutan para malaikat. Dalam surat Al-Insan [72]: 12 “Dan Dia memberi balasan kepada mereka atas kesabaran mereka dengan surga dan (pakaian) sutera”. Dalam surat Ar-Ra’d [13]:23-24 “…Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”

Wassalammu'alaikum

Al Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal Aqidah (Bag 4)

Al Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal-Aqidah

Oleh : Asy-Syaikh Yahyah bin Ali Al-Hajuri hafizhullah (Ulama Hadits Yaman)

Pemberitahuan :
Perlu diperhatikan. Judul Bab seperti DAKWAH PARA NABI atau yang lain nya yang ditulis sebelum soal dengan hukum besar, baik pada buletin ini atau sebelum nya. Adalah tambahan dari saya sendiri. Adapun dari tulisan Syaikh Yahya hafizhullah tidak. Hal ini saya tambahkan supaya memberikan judul pada pembahasan yang beliau lakukan.

DAKWAH PARA NABI
Syaikh Yahya bin Ali Hajuri hafizhullah berkata :
[22] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apa pengertian dari Tauhid yang didakwahkan oleh seluruh Rasul?”

Katakanlah: (Tauhid) artinya mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam peribadatan.
Dalilnya adalah firman Allah:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS An-Nisa [4] : 36)

Dan Allah berfirman:
“Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS Al-Ikhlas[12] : 1-4)

PEMBAGIAN TAUHID
[23] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apakah kategori Tauhid kepada Allah?”
Katakanlah : Ada tiga kategori Tauhid :
1. Tauhid Rububiyah (Keesaan Allah dalam perbuatan-Nya)
2. Tauhid Uluhiyah (Keesaan Allah dalam peribadatan)
3. Tauhid Asma’ was-Sifat (Keesaan Allah dalam asma’ dan sifat-Nya)

Dalilnya adalah firman Allah:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Dan firman-Nya:
“Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi, dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS Maryam [19] : 65)
Kedua ayat ini memuat ketiga kategori Tauhid tersebut.

Saya (Prima) berkata : ”Silahkan baca kitab Syaikh Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr yang judul terjemahan nya ”Mengapa Tauhid Dibagi Menjadi Tiga” terbitan Darul Ilmi. Disitu ada dalil dan penjelasan yang panjang tetang hal ini. Dan bantahan terhadap orang yang mengingkari pembagian tauhid ini. Adapun pembagian tauhid menjadi 20, Tidak ada dasarnya didalam islam. Insya’Allah akan dibahas setelah pembahasan kitab ini selesai”

AMALAN TERBAIK DAN TERBURUK
[24] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apakah amal terbaik dan apakah amal yang terburuk?”
Katakanlah : Amal baik yang paling besar adalah melaksanakan Tauhid dan keburukan yang paling buruk adalah Syirik.

Dalilnya adalah firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S An-Nisa [4] : 48)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka kami tidak mempunyai pemberi syafaat seorang pun, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab, maka sekiranya kita dapat kembali sekali lagi (ke dunia) niscaya kami menjadi orang-orang yang beriman".” (Q.S Asy-Syu’ara [26] : 100-102)

Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Syafaatku (pada hari kiamat) adalah bagi umatku yang melakukan dosa-dosa besar.” (H.R Ahmad. Dengan derajat shahih).

Jabir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa yang mati sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang mati sedangkan dia mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka dia akan masuk neraka.” (HR Muslim)

TINGKATAN DIDALAM ISLAM
[25] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Ada berapa tingkat di dalam agama ini (islam)?”
Katakanlah : Ada tiga tingkatan di dalam agama : (1) Islam, (2) Iman dan (3) Ihsan.
Dalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu dalam Shahih Muslim (no. 8) yakni,
malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam tentang Islam, Iman dan Ihsan.

Saya (prima) : Hadits yang Syaikh Yahya hafizhullah maksud, sudah saya berikan dibeberapa buletin yang lalu. Silahkan lihat lagi.

DEFINISI IMAN
[26] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apakah iman itu?”
Katakanlah : Iman adalah ucapan lisan, keyakinan hati dan perbuatan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

Dalilnya bahwa iman adalah ucapan lidah dan perbuatan anggota badan adalah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, dimana Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh cabang, yang paling tinggi adalah kalimat Laa ilaaha illa (Tidak ada tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Dan malu adalah sebagian dari iman.” (Diriwayatkan : Mutafaq'alaih).

Dalil bahwa iman adalah keyakinan hati adalah pada hadits Umar Radhiyallahu’anhu di atas, yang menyebutkan enam rukun iman. (Hadits pembahasan no 25-prima)

Dan juga firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS Al-Ma’idah [5] : 23)

Anas bin Malik Radhiyallahu’alaihi wa Sallam meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Tanda-tanda keimanan adalah mencintai kaum Anshar, dan tanda-tanda kemunafikan adalah membenci kaum Anshar.” (Diriwayatkan : Mutafaq alaih)

Dalil bahwa iman bertambah dengan ketaatan adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal,” (QS Al-Anfal [8] : 2)

Dan Allah berfirman:
“dan supaya orang yang beriman bertambah imannya” (QS Al-Mudtatstsir [74] : 31)

Dalil bahwa iman berkurang dengan maksiat adalah sama dengan dalil yang menunjukkan bertambahnya iman. Hal ini karena sebelum (iman) bertambah tentunya dia terlebih dahulu berkurang.

Berkata Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya Bab 33: Apabila seseorang meninggalkan sebagian dari kesempurnaan (iman), maka agamanya tidaklah sempurna.

Dalil lain dari berkurangnya iman adalah hadits tentang cabang-cabang Iman yang telah disebutkan (diatas tadi). Juga terdapat hadits dari Abu Sa’id al-khudri Radhiyallahu’anhu dimana Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda :
“Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka ia harus merubahnya dengan tangannya. Jika dia tidak sanggup, maka (dia harus merubah) dengan lisannya, jika dia tidak sanggup, maka (dia harus merubah) dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (H.R Muslim)

Hadits ini juga menunjukkan bahwa melarang kemungkaran adalah sebagian dari Iman.

RUKUN IMAN
[27] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Ada berapa rukun Iman?”
Katakanlah: Ada enam rukun Iman. Dalilnya adalah hadits Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu adalah Shahih Muslim dimana malaikat Jibril bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam tentang Iman, maka beliau menjawab:
"Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk." Kemudian Jibril berkata; “Engkau benar.” (Diriwayatkan : Mutafaq alaih dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu)

DEFINISI IHSAN
[28] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apa pengertian Ihsan?”
Katakanlah: Ihsan berarti : “Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu.” Ini diriwayatkan dari Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam dalam hadits Umar bin Khaththab Radhiyallahu’anhu sebagaimana dapat dilihat pada Shahih Muslim no. 8.

---oooOOOooo---

(Ditulis oleh Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah)

Saya (prima) dari penjelasan ringkas Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah diatas bisa kita ambil faidah :
1. Amal baik yang paling besar adalah melaksanakan Tauhid dan keburukan yang paling buruk adalah Syirik.
2. Pembagian Tauhid didalam Islam hanya ada tiga :
a. Tauhid Rububiyah (Keesaan Allah dalam perbuatan-Nya)
b. Tauhid Uluhiyah (Keesaan Allah dalam peribadatan)
c. Tauhid Asma’ was-Sifat (Keesaan Allah dalam asma’ dan sifat-Nya)
3. Tauhid yang didakwahkan para Nabi dan Rasul adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam peribadatan.
4. Tingkatan di dalam agama ada tiga : (1) Islam, (2) Iman dan (3) Ihsan.
5. Iman adalah ucapan lisan, keyakinan hati dan perbuatan anggota badan. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
6. Rukun Iman ada Enam
7. Ihsan adalah kita beribadah kepada seakan – akan kita melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Demikian apa yang dapat disampaikan kepada pembaca yang mulia, semoga Allah memberikan kepada kita ilmu agama yang bermanfaat. Semoga Allah merahmati kita semua.

Selanjutnya pertanyaan no 29 dan seterus nya bersambung minggu depan. Bagi teman – teman (semoga Allah menjaga antum) yang baru bergabung. Kami ucapkan ”Selamat datang, salam dari kami” Semoga Allah memberikan manfaat kepada antum.

Silahkan lihat pembahasan buletin yang sebelum nya. Jika ada yang baru bergabung.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarkatuh

Prima Saputra (Abu Abdullah)

Padang, 12 Rabi’ Al-Thani 1431 H / 27 Maret 2010 M

keimanan seseorang tidak akan surut sebelum hatinya surut

Andri Fadhlan M Huda 26 Maret jam 22:10 Balas
Assalammu'alaikum ikhwah fillah
Bismillahirrohmanirrohim

Sebagai hamba Allah yang baik, tentu kita menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita di segala kehidupan. Betapa setiap cita-cita yang kita inginkan, setiap niat yang ada di hati sanubari, setiap keinginan yang tertanam, dan setiap keberhasilan yang kita capai mustahil tanpa pertolongan atau inayah dari Allah Rabbul Izzati.

Artinya apa? Bahwa apa pun yang kita lakukan, langkah apa pun yang kita kerjakan, keberhasilan yang kita capai ini semata-mata sayangnya Allah kepada kita dan karunia Allah yang diberikan kepada kita. Untuk itulah, kita harus senantiasa bertafakur, senantiasa mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan ketakwaan kita melalui menjalankan apa yang Allah perintahkan, dan berupaya menjauhkan apa yang dilarang-Nya.

Di suatu sore Rasul berkumpul dengan para sahabat di dalam masjid sambil menunggu datangnya waktu Ashar. Ketika sudah berkumpul para sahabat, Rasulullah mencari seseorang di sekitarnya. Lalu Rasul berkata kepada para sahabat, ”Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Para sahabat merasa terkejut, kenapa? Karena seluruh sahabat yang dekat dan dicintai Nabi sudah berkumpul di dalam masjid. Siapa lagi yang beliau tunggu itu.

Tidak lama kemudian masuklah seseorang yang tidak cukup dikenal. Dia orang biasa, tidak selalu dikenal di kalangan para sabahat karena berasal dari kampung. Para sahabat masih berpikir mungkin ada yang lain. Ternyata ketika tiba datangnya waktu Ashar itulah orang yang terakhir tadi. Begitu pula dengan esok harinya, Rasulullah berkata demikian,” Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Sahabat masih mengira bukan orang yang kemarin. Ternyata yang datang terakhir ke masjid, orang yang kemarin lagi. Tiga hari berturut-turut itulah yang terjadi, hingga pada akhirnya para sahabat yakin dialah orangnya yang disebut ahli surga.

Di antara para sahabat, Abdullah bin Umar agak sedikit penasaran. Siapakah gerangan orang itu? Ibadah apa yang dilakukan sehingga Rasul mengatakan dia adalah ahli surga?

...singkat dalam kisah....

Abdullah bin Umar yang penasaran bertanya, ”Saya ini bingung, beberapa waktu yang lalu Rasulullah berkata sampai tiga hari berturut-turut bahwa akan ada orang ahli surga. Tapi ibadah kamu sesuai dengan apa yang kami lakukan. Kewajiban-kewajiban yang kami lakukan, tidak jauh berbeda. Tapi mungkin kami dan para sahabat lainnya lebih dalam masalah ibadah.”

Hamba Allah ini berkata, ”Mungkin ibadahku kalah dari kalian. Tapi perlu kamu tahu, kemungkinan yang menyebabkan Rasulullah berkata seperti itu, karena suatu hal yang aku jaga dalam hidup, pertama lidahku tidak pernah aku gunakan untuk menyakiti orang lain. Artinya, aku tidak pernah berbuat gibah, aku tidak pernah memfitnah, aku tidak pernah berdusta, aku tidak pernah kotori lidah ini dengan perkataan buruk. Dan yang kedua wahai Abdullah bin Umar, hatiku tidak pernah iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Bahkan aku selalu bersyukur jika Allah memberikan karunia yang besar terhadap orang-orang yang disebelah aku.”

Ini suatu ikhtibar betapa antara hati dengan lidah tidak bisa dipisahkan. Maka jika kita bisa menjaga hati dengan baik, menjaga lidah dengan baik. Dan, percaya jika hati yang bersih dari rasa takabur, ria, syirik, iri, dengki serta penyakit hati lainnya, maka lidah secara otomatis akan menjadi baik. Itulah sebabnya Rasul pernah memberikan gambaran iman seseorang tidak akan surut sebelum hatinya surut. Hati tidak akan surut manakala lisannya lurus.

Betapa peranan hati menjadi sangat penting dalam kehidupan. Sebab itulah untuk menghilangkan berbagai penyakit di dalam hati, agar supaya lidah kita menjadi lurus, maka obat yang paling tepat tidak lain adalah selalu menyebut nama Allah. Berdzikir kepada Allah itulah obat yang sangat mujarab untuk meluruskan hati, meluruskan lidah kita di dalam hidup ini. Kenapa? Kita selalu berpikir di dalam hidup selalu berdoa pada Allah tapi belum dikabulkan. Mungkin, hati kita masih terdapat sifat-sifat yang jelek, masih ada dosa dalam diri kita, masih ada rasa takabur dalam hati kita. Itulah yang menyebabkan doa kita terhalang dengan penyakit-penyakit yang ada dalam hati.

Kisah ini menjadi gambaran jika disaat ini banyak ujian dan cobaan yang menimpa negara kita, mungkin karena hati-hati kita yang kotor, ada rasa iri, syirik dan dengki diantara kita, mungkin tidak adanya kedamaian diantara kita. Dan yakinlah dengan hati yang bersih, doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Subhanallah!

wassalammu'alaikum

KEUTAMAAN BACA SHALAWAT DI HARI JUM`AT

Kang Khoer 28 Maret jam 17:18 Balas
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatu.

Hamdan lillah, wa syukron lillah, wash sholatu was salamu `ala rosulillah, wa`ala alihi wasohbihi waman tabi`ahu ila yaumil qiyamah..

wahai saudara2ku seagama.. sunguh membaca shalawat adalah salah satu amalan yg sangat besar faidah dan pahalanya, banyaklah hadits2 rasulullah yg menjelaskan hal tersebut.

baca shalawat bukan hanya bisa menambah pahala, bahkan insyaAllah bisa menghapus dosa2 yg telah kita perbuat, asal dengan catatan, kita betul2 ikhlas dlm mengamalkannya.

Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda "
الصَّلاَةُ عَلَيَّ نُوْرُ عَلىَ الصِّرَاطِ فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ثَمَانِيْنَ مَرَّةً غُفِرَتْ لَهُ ذُنُوْبُ ثَمَانِيْنَ عَامًا
"Membaca shalawat kepadaku merupakan cahaya kelak di shirothol mustaqiem, barang siapa yang membaca shalawat untukku pada (setiap) hari jum`at sebanyak delapan puluh kali, maka ia akan diberi ampunan dosa delapan puluh taun" (HR.DARUQUTHNI dari ABI HURAIRAH)

Subhanallah... sungguh Allah Maha Rohman-Rohim, sehingga dgn Rohman-RohimNya Dia akan mengampuni dosa se2orang hanya dengan sari`at membaca shalawat kpd baginda agung Nabi Muhammad saw.

jadi.. marilah kita perbanyak membacanya,, semoga dgn fadilahnya kita bisa mendapatkan ampunan Allah swt sebagaimana yang telah beliau jelaskan... amien.ya robbal`alamin..

Allahumma sholli wasallim wabarik `ala sayyidina Muhammad, wa`ala alih wasohbih...

wallahu a`lam..walhamdulillahi robbil`alamin..

wassalamu`alaikum....

SHALAWAT BISA MENGUGURKAN DOSA

Kang Khoer 01 April jam 14:49 Balas
Assalamu `alaikum warohmatullohi wabarokatuh...

Alhamdulillahi wahdah, wash sholatu was salamu `ala rosulillah, alladzi la nabiya ba`dah, sayyidina wa maulana Muhammad ibni Abdillah, wa`ala alihi wasohbihi waman tabi`ahu ila yaumil qiyamah...

Subhanallah... Maha Suci Allah yg telah menciptakan kita semua serta menjadikan kita sebagai umat baginda agung Nabi Muhammad saw, umat yg paling mulia diantara yg lainnya, semoga kita semua bisa menjaga kemuliaan ini dgn menjalankan semua perintah2 Allah dan menjauhi segala laranganNya.. amin..

sebagai manusia biasa, pastilah kita semua tdk ada yg terlepas dari dosa, baik yg disengaja atau tdk, yg di sadari ataupun tdk, semua itu takkan terlepas dari pencatatan malaikat Roqib dan Atid, dan sekecil apapun dosa kita itu, pastilah di akhirat nanti kan diperlihatkan oleh Allah swt, untuk dimintai pertanggung jawabannya, oleh sebab itu pentinglah bagi kita untuk selalu memohon ampun kepada Allah swt, bertaubat dengan memperbanyak istigfar, memperbanyak sedekah, dan memperbanyak amal-amalan yg sekiranya bisa menjadi sababiyah tercapainya rahmat dan ampunan Allah swt..

disamping kita mengerjakan hal tersebut diatas, penting pula kita semua lakukan memperbanyak bacaan shalawat, sbb bacaan shalawat adalah kunci utama dari segala amal, sehingga amal seorang hamba tidak akan sampai kepada Allah apabila dia tdk menyertakan bacaan shalawat dalam amalnya tersebut.

bahkan rasulullah shollallohu `alaihi wasallam bersabda bahwa membaca shalawat bisa menghapus dosa dan kesalahan kita, sebagaimana hadits beliau menjelaskan :
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَاتٍ وَرَفَعَ لَهُ عَشْرَ دَرَجَاتٍ رواه البخاري
artinya :
"Barangsiapa membaca shalawat kepadaku sekali, maka Allah membalasnya dengan sepuluh kali (sepuluh rahmatNya), dan menggugurkan sepuluh dosanya, serta mengangkat sepuluh derajat untuknya" (HR. Bukhori)

subhanallah.. alangkah besar fadlilah dari bacaan shalawat ini, sungguh ini adalah sebab kemuliaan baginda agung nabi Muhammad saw, sehingga Allah swt pun akan memuliakan umat2nya yg senantiasa selalu membaca shalawat kepadanya..

tapi kenapa masih banyak yg beranggapan bahwa membaca shalawat kepada nabi adalah bid`ah??? subhanallah...

jadi... marilah kita perbanyak membacanya, semoga dengan syari`at inilah kita semua dapat menggapai ridho, rahmat serta ampunan Allah subhanahu wata`ala...

Allahumma sholli wasallim wabarik `ala sayyidina wahabibina wa syafi`ina wa maulana Muhammad, wa`ala alih wasohbih...

wallohu a`lam bish showab...

semoga bermanfa`at..
hadanallohu wa iyyakum ajma`in..
wassalamu `alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Janji Iblis kepada Allah SWT: "aku akan menyesatkan manusia hingga akhir zaman".

Andri Fadhlan M Huda 01 April jam 22:47 Balas
Assalammu'alaikum Ikhwah fillah

Dalam satu riwayat, ketika iblis diperintahkan oleh Allah swt untuk bersujud kepada Nabi Adam as, dengan sombongnya ia menolak.
Lalu Allah berfirman dalam QS. Shad; 77-78 : "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Setelah itu iblis benar-benar menjadi makhluk pembangkang yang terkutuk.

Dengan sombongnya Iblis berkata kepada Allah : "Engkau telah mencipta seorang makhluk yang lebih rendah dariku,Tetapi dia justru Engkau muliakan.Dia akan menentang-Mu,membuat kerusakan di muka bumi,dan menumpahkan darah.Engkau Telah menghinaku dihadapannya, padahal dia belum pernah menyembah-Mu.Sementara aku telah menyembah-Mu dalam bentuk yang tidak bisa digambarkan oleh siapapun. Mengapa bisa demikian?" (Dalam sebuah riwayat,Iblis telah menyembah (ahli sujud) kepada Allah selama ratusan ribu tahun sebelum manusia diciptakan).

Protes Iblis itu lalu dijawab oleh firman Allah dalam QS.AL-Baqarah:30 :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Lalu Iblis mengajukan permintaan kepada Allah agar dapat menggoda manusia sampai akhir zaman.

Percakapan antara Allah dan Iblis tertulis dalam QS.Shad:79-85 :
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh,sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)."
Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan,Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.

Janji Iblis kepada Allah bahwa ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkan anak manusia selamanya.Dan demi mewujudkan keinginannya itu,Iblis diberikan usia yang sangat panjang,serta kesempatan untuk berkembang biak dengan cepat.Iblis melahirkan anak,setiap manusia melahirkan anak.Tetapi tidak demikian halnya jika manusia ada yang mati,maka Iblis dan keturunannya akan hidup sampai hari kiamat.

Bisa dibayangkan,Iblis sudah diciptakan ratusan tahun sebelum manusia di ciptakan, jumlahnya tidak akan berkurang bahkan bertambah sampai akhir zaman.sudah berapa kali lipat jumlahnya dari jumlah manusia yang ada sekarang...? dengan demikian iblis lebih faham dan pandai untuk menjerumuskan manusia kedalam kesesatan...!

Sebagai manusia kita patut khawatir dengan perkiraan banyaknya jumlah Iblis saat ini.Jangan-jangan kita tidak akan mampu menghindar dari godaannya. Untungnya,Allah Maha Pemurah,Dia memberikan banyak keringanan kepada kita. Allah tidak mengutuk kita seperti Iblis,padahal sujud kita kapada-Nya hanya baru sedikit saja (dibandingkan dengan Iblis).

Dosa-dosa kita sebanyak apapun dapat diampuni asalkan kita tidak menyekutui-Nya dengan sesuatu apapun,dan bertaubat dengan sungguh-sungguh,bukan taubat yang main-main.

Iblis dibekali oleh Allah untuk menggoda kita melalui harta, kedudukan, wanita dan hal-hal lain yang membuat kita menjadi serakah dan melupakan Allah. Namun Allah juga membekali kita dengan kasih sayang-Nya. Diberi-Nya kita akal,agar dapat berpikir mencari kebenaran. Kemudian diutus-Nya kepada kita para rasul yang membawa ajaran kebaikan.

Karena itu,jika saat ini kita menyaksikan diri kita atau saudara-saudara kita tengah terjerembab dalam keserakahan, mengkorupsi uang Negara, menggunduli hutan alam yang berakibat bencana,memuja kemaksiatan dan berfoya-foya diatas penderitaan saudara yang lain,barangkali Iblis sedang membuktikan janjinya.Tidak ada cara lain untuk melawan tipu daya Iblis itu,kecuali bertaubat dan kembali kepada risalah Rasulullah saw yang benar.

Semoga kita tergolong kedalam orang2 yang mukhlis, sehingga iblis enggan menjerumuskan kita kedalam neraka bersamanya. Dan kita memohon kepada Allah agar selalu diberikan kekuatan iman dan islam, serta di jauhkan dari godaan syaithon laknatullah...amin.

Wassalammu'alaikum

Di Balik Ujian

Muhammad Zainuri 03 April jam 11:21 Balas
Pak Fulan, Adalah seorang yang rajin sholat malam dan bermunajat, berkhalwat dengan Al-Kholiq. Setiap malam dari kedua matanya yang memerah karena menangis, mengalir air yang membasahi janggutnya, beliau berbisik-bisik lirih memohon beberapa permintaan dan pengharapan.

Dari waktu ke waktu, tahun ke tahun, hingga putih rambutnya tak kunjung jua permintaan beliau dikabulkan oleh Allah. Permintaannya (diantaranya) adalah agar segera diangkat kemiskinan yang menjadi selimut kehidupannya selama ini, keluarganya sering sakit-sakitan, setiap hari ia keluar untuk berusaha memperoleh rizki Allah tapi tidak tampaklah dilapangkan rizqi itu untuknya.

Padahal dahulu, ketika masih menjadi pegawai Bea Cukai. UANG ,KEMEWAHAN, DAN KESENANGAN melimpah dalam hidupnya. Hingga suatu saat ia mendengarkan ceramah yang menjelaskan bahwa penyelewengan yang sering ia lakukan selama ini adalah Haram dan tidak membawa keberkahan, kelak penyelewengan ini akan berhadapan dengan hukum Allah yang tidak bisa dibantah lagi di akhirat. Bergetar hatinya, masuk hidayah Allah atasnya.

Sejak itu tidak pernah lagi ia melakukan perbuatan tersebut, semakin rajin ia melakukan sholatul Lail mengadukan nasibnya hanya kepada Allah, agar diberikan harta yang halal dan rizqi yang lapang dalam menghidupi hidup ini.

Namun berangsur-angsur PENGHASILANNYA SEMAKIN MENURUN, BELIAU SEKELUARGA SERING SAKIT DAN MENJADIKAN BADANNYA YANG SEHAT MENJADI KURUS, ANAK SATU-SATUNYA MENINGGAL SETELAH MENJALANI PERAWATAN SELAMA BEBERAPA MINGGU DIRUMAH SAKIT.

Sampai saat itu ia masih bersabar, tak pernah terucap dari mulutnya kata-kata keluhan dan makian atas apa yang menimpa hidupnya. Malahan menjadikannya semakin sering dan khusyu ia mendekatkan diri kepada Allah. Dan malang yang tidak kunjung padam terhadapnya, korupsi yang dahulu ia lakukan bertahun silam terungkap, maka ia dan beberapa orang rekannya terkena pemecatan dengan tidak hormat. Subhanallah, semakin berat rasanya hidup ini baginya. Tambah satu kalimat panjang di malam harinya ia mengadu kehadapan Rabbnya,menangis dan perih rasa batinnya.

Setiap dalam sedihnya ia berdoa, selalu ada bisikan lirih di hatinya, "Apa yang engkau harapkan itu dekat sekali, bila engkau bertaqwa!". Setiap mendengar bisikan itu, timbul semangatnya. Kini setelah ia dipecat, ia berdagang. Baginya dagang yang tidak pernah untung, hutang yang semakin bertumpuk, musibah yang seakan tidak berujung .. ahhhhh.

Setelah puluhan tahun kedepan sejak ia dekat dengan Allah setiap malamnya,tidak juga merobah hidupnya. Sejak puluhan tahun ia mendengar bisikan diatas, tidak juga tampak yang dijanjikanNya. Mulailah timbul pemikiran yang tidak baik dari syaithon. Hingga beliau berkesimpulan, tampaknya Allah tidak ridho terhadap doanya selama ini.Maka pada malam harinya, ia berdoa kepada Allah : "WAHAI ALLAH YANG MENCIPTAKAN MALAM DAN SIANG, YANG DENGAN MUDAH MENCIPTAKAN DIRIKU DENGAN SEMPURNA INI. KARENA ENGKAU TIDAK MENGABULKAN PERMINTAANKU HINGGA SAAT INI, MULAI BESOK AKU TIDAK AKAN MEMINTA DAN SHOLAT LAGI KEPADAMU, AKU AKAN LEBIH RAJIN BERUSAHA AGAR TIDAKLAH HARUS BERALASAN BAHWA SEMUA TERGANTUNG DARIMU. MAAFKAN AKU SELAMA INI,AMPUNI AKU SELAMA INI MENGANGGAP BAHWA DIRIKU SUDAH DEKAT DENGANMU !"

Beliau tutup doa dengan perasaan berat yang semakin dalam dari awal ia berniat seperti itu ('mengkhatamkan' ibadah sholat lailnya). Beliau berbaring dengan pemikiran menerawang hingga ia tak mengetahui kapan ia tertidur. Dalam tidurnya, ia bermimpi, mimpi yang membuatnya semakin merasa bersalah. Seakan ia melihat suatu Padang luas bermandikan cahaya yang menakjubkan, dan puluhan ribu, atau mungkin jutaan makhluq cahaya duduk diatas betisnya sendiri dengan kepala tertunduk takut. Ketika beliau mencoba mengangkat wajahnya untuk melihat kepada siapa mereka bersimpuh, tidak mampu... kepalanya dan matanya tidak mampu memandang dengan menengadah.

Beliau hanya dapat melihat para makhluq yang duduk dihadapan Sesuatu Yang Dahsyat. Terdengar olehnya suara pertanyaan, "BAGAIMANA HAMBAKU SI FULAN, HAI MALAIKATKU ?" nama yang tidak dikenalnya. Seorang berdiri dengan tubuh gemetar karena takut, dan bersuara dengan lirih, "Subhanaka yaa Maalikul Quddus, Engkau lebih tahu keadaan hambaMu itu. Dia mengatakan demikian : "Wahai Allah yang menciptakan malam dan siang, yang dengan mudah menciptakan diriku yang sempurna ini. Karena Engkau tidak mengabulkan permintaanku hingga saat ini, mulai besok aku tidak akan meminta dan sholat lagi kepadaMu, aku akan lebih rajin berusaha agar tidaklah terus beralasan bahwa semua tergantung dariMu. Maafkan aku selama ini, ampuni aku selama ini menganggap bahwa diriku sudah dekat denganMu !"

Ampuni dia yaa Al 'Aziiz, yaa Al Ghofuurur Rohiim!"

Tersentak beliau, itu adalah... kata-kataku semalam ...celaka, pikirnya.

Kemudian terdengar suara lagi : "Sayang sekali, padahal Aku sangat menyukainya, sangat mencintainya, dan Aku paling suka melihat wajahnya yang terpendam menangis, bersimpuh dengan menengadahkan tangannya yang gemetar kepadaKu, dengan bisikan-bisikan permohonannya kepadaKu, dengan pemintaan-permintaannya kepadaKu, sehingga tak ingin cepat-cepat Kukabulkan apa yang hendak Aku berikan kepadanya agar lebih lama dan sering Aku memandang wajahnya, Aku percepat cintaKu padanya dengan Aku bersihkan ia dari daging-daging haram badannya dengan sakit yang ringan. Aku sangat menyukai keikhlasan hatinya disaat Aku ambil putranya, disaat Kuberi ia cobaan tak pernah Ku dengar keluhan kesal dan menyesal di mulutnya. Aku rindu kepadanya... rindukah ia kepadaKu, hai malaikat-malaikatKu ?"

Suasana hening, tak ada jawaban. Menyesallah beliau atas pernyataannya semalam, ingin ia berteriak untuk menjawab dan minta ampun tapi suara tak terdengar, bising dalam hatinya karenanya. "Ini aku Yaa Robbi, ini aku. Ampuni aku yaa Robbi, maafkan kata-kataku !" semakin takut rasanya ketika tidak tampak mereka mendengar, mengalirlah air matanya terasa hangat di pipinya. Astaghfirullah !! Terbangun ia, mimpii...

Segeralah ia berwudhu, dan kembali bersujud dengan bertambah khusyu', kembali ia sholat dengan bertambah panjang dari biasanya, kembali ia bermunajat dan berbisik-bisik dengan Al-Kholiq dan berjanji tak akan lagi ia ulangi sikapnya malam tadi selama-lamanya. "...Ya Allah, Yaa Robbi jangan engkau ungkit-ungkit kebodohanku yang lalu, ini aku hambaMu yang tidak pintar berkata manis, datang dengan berlumuran dosa dan segunung masalah dan harapan, apapun dariMu asal Engkau tidak membenciku aku rela...Ya Allah, aku rindu padaMu..."

Sumber : nowilk81

oOo

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan),

(setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)”

[HR. At Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4023, Ibnu Hibban 7/160, Al Hakim 1/99]

*di shahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilatul Ahaadits Ash Shahihah, no.143

MARI PERBANYAK BACA SHALAWAT

Kang Khoer 03 April jam 14:27 Balas
Assalamu `alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Hamdan wa syukron lillah, wash sholatu wassalamu `ala rosulillah, wa`ala alihi wa shohbihi waman walah.

saudaraku seagama.. Forum KAJIAN FADLILAH SHALAWAT NABI tdk akan pernah bosan tuk mengingatkan bahwa mbaca shalawat kepada Nabi memang sungguh besar fadlilah serta barokahnya, sbb di akhir zaman ini mangkin banyak org2 yg beranggapan bahwa membaca shalawat atas nabi adalah satu perbuatan/ amalan yg bid`ah.. Na`udzu billahi min dzalik..

untuk menambah ilmu pengetahuan serta memperkuat keyakinan kita dalam mengamalkan serta memperbanyak baca shalawat, marilah kita kaji sejenak salah satu hadits Rasulullah saw, yg telah beliau ucapkan :

اَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ عَلَيَّ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِكُمْ وَاطْلُبُوْا اِلَيَّ الدَّرَجَةَ وَالْوَسِيْلَةَ فَإِنَّ وَسِيْلَتِيْ غِنْدَ رَبِّيْ شَفَاعَةٌ لَكُمْ

"Perbanyaklah membaca shalawat untukku, karena sesungguhnya shalawat kalian kepadaku merupakan ampunan bagi dosa-dosa kalian. Dan mintalah untukku derajat dan wasilah (perantaraan) karena sesungguhnya wasilahku disisi Tuhanku (Allah) merupakan syafaat bagi kalian" (HR. Ibnu Asakir dari Hasan ibn Aly)

Subhanalloh, bila kita mengingat dosa-dosa, betapa banyak dan besarlah dosa kita, sedangkan sudah berapa kali kah kita menangis bertaubat memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa itu??? sungguh Allah Maha Pemurah, Maha Mulia, sehingga dengan kemuliaanNya Dia memuliakan baginda Nabi Muhammad saw beserta umatnya, dan dengan kemurahanNya Dia memurahkan ampunan bagi setiap hamba yg banyak membaca shalawat kpd baginda Nabi Muhammad saw, bahkan nabi Muhammad sendiri telah berjanji bahwa dia akan memberikan syafaatnya kpd org2 yg banyak membaca shalawat kepadanya....
Ya arhamarrohimin.. irhamnaa...ya Alloh.

Salah satu hadits lagi mengatakan:

اَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَيَّ فِيْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْجُمُعَةِ فَمَنْ فَعَلَ ذَالِكَ كُنْتُ لَهُ شَهِيْدًا وَشَافِعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Perbanyaklah membaca shalawat untukku, terutama dihari jum`at dan malam harinya, maka barang siapa yang mengerjakan hal tersebut niscaya AKU akan menjadi saksi dan memberi syafaat baginya di hari kiamat" (HR. Al Baihaqi dari Anas)

Subhanallah,,, oleh karena itu, marilah kita perbanyak membaca shalawat, jgn pernah bosan dan janganlh terpengaruh oleh pemahaman mereka yg memang tidak menyukainya, ikhlaskanlah dlm niatnya, insyaAllah dengan begitu Allah akan mencurahkan rahmat serta ampunanNya kpd kita semua...

mari kita Perkaya diri kita dengan ilmu dan amal, hiasi diri kita dgn kesabaran, bimbinglah jiwa kita tuk selalu bertaqwa, perindahlah lisan kita dengan Al Qur`an dan dzikir, dan lembutkanlah hati kita dengan bershalawat....

Allahumma sholli wasallim wabarik `ala sayyidina wa habibina wa syafi`ina wa maulana Muhammadin, wa`ala alihi wa shohbihi ajma`in.

semoga bermanfaat..
Hadanalloh wa iyyakum ajma`in..
wassalamu`alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

9 CARA CEPAT GAGAL

Agil Siswo Heksanto 03 April jam 21:09 Balas
9 CARA CEPAT GAGAL

1. Lamban Beradaptasi dengan Perubahan
Apa yang berubah ? informasi dan teknologi. Begitu cepat perubahan informasi yang lalu lalang disekitar kita, lihatlah betapa banyak surat kabar yang terbit setiap hari, persatuan waktu informasi senantiasa berganti. Maka sangat pasti kegagalan kita adalah disaat kita tidak memahami informasi yang berkembang saat ini. Mereka yang sukses umumnya adalah mereka yang mampu memadukan berbagai informasi dan menjadikannya data untuk perencanaan aksi di masa datang. Demikian pula teknologi, era abad 21 telah banyak Negara mencanangkan untuk mengembangkan IT (Information Technology) sebagai upaya memperpendek waktu dan jarak dengan berbagai klien di berbagai kawasan dunia. E- commerce dan e- learning menjadi salah satu contoh produk yang mulai diminati berbagai kalangan saat ini. Dengan technologi waktu dan jarak menjadi pendek namun memberikan keuntungan yang maximum. Contoh mudah terkait dengan perkembangan teknologi adalah munculnya berbagai produk digital yang mulai dipasarkan dengan kemampuan bervariasi dan harga kompetitif. Sebuah lokasi perdagangan berbagai produk teknologi yang kita kenal diantaranya Mangga Dua atau Glodok memberikan pelajaran berarti tentang perkembangan berbagai produk digital ini. Kita bisa lihat di setiap bulan senantiasa ada saja produk baru yang dipasarkan dengan berbagai kualitas dan kemampuan. Tidak hanya informasi dan teknologi, melainkan keterampilan dan masalah. Masalah berkembang cepat, tanpa diimbangi dengan penemuan solusi, sehingga masalah lama bertahan dan muncul masalah baru.

2. KALAH BERSAING
Era globalisasi merupakan era pembukaaan jalur-jalur lalulintas produk dan tenaga untuk menerima dan mengirim apa yang dimiliki Negaranya ke berbagai Negara di seluruh belahan dunia. Dengan kata yang sederhana, dapat saja Negara Jepang mengirim tenaga ahlinya untuk meneliti, mengeksplorasi dan memanfaatkan sumberdaya Negara Indonesia untuk kepentingan Negara tersebut atau keduabelah pihak. Hal ini adalah lumrah mengingat ada keuntungan yang diperoleh dari aktifitas tersebut. Namun yang perlu kita cermati adalah era globalisasi merupakan era persaingan yang begitu ketat antar berbagai Negara, tidak hanya persaingan terjadi antara dua Negara melainkan banyak Negara. Hendaknya menjadi acuan bagi siapa saja agar dapat suvive di zaman seperti ini, segera mengupgrade diri pada sisi pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, sebab jika tidak maka muncullah mental pesuruh dinegaranya sendiri, dan hanya bisa melihat negaranya habis digrogoti oleh orang-orag cerdas kiriman Negara lain. Kita akan gagal jika tidak mampu bersaing dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun.

3. Tidak Kreatif
Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan berbagai masalah, menemukan ide baru. Kreatifitas merupakan sebuah tindakan mengoptimalkan fungsi otak. Namun kreatif bukan saja dalam bentuk ide dan gagasan melainkan hasil karya dan manfaat yang berbeda dari sebelumnya. Kreatifitas pada dasarnya merupakan karunia dari Allah SWT kepada setiap manusia, yakni kemampuan mencipta (daya cipta) dan berkreasi. Namun ternyata tidak semua orang mengoptimalkannya. Kejenuhan, kebosanan adalah kewajaran bagi seseorang. Hal inilah yang menuntut kita untuk kreatif menemukan model baru bagi produk kita, rendahnya kemampuan kreatifitas kita berdampak rendahnya keuntungan kita atau bahkan hilangnya pelanggan kita.

4. Tidak Cepat Meraih Peluang
Hikmah mengatakan, kesempatan datang hanya sekali, dan tak kan pernah kembali untuk yang kedua kalinya. Kecepatan seseorang mengambil peluang tak lepas dari kemampuannya mengoptimalkan seluruh potensi yang allah berikan untuk kehidupan. Sejauhmana seseorang membuka kedua telinga, mata dan hatinya, ditambah dengan kemampuannya untuk 'take action' saat melihat sebuah kebaikan atau keuntungan baginya. Terkadang keraguan menjadi penghalang besar bagi seseorang untuk bertindak, atau lepasnya peluang kesempatan dikarenakan terlalu lama berfikir sehingga lambat mengambil keputusan karena dukungan informasi yang rendah.

5. No Action
Tindakan adalah buah dari keyakinan dan pemahaman. Banyak diantara kita pandai memberikan ide dan gagasan tetapi berhenti pada tataran imajenasi, sedangkan masyarakat akan mengetahui sejauhmana manfaat yang ditimbulkan apabila ide dan gagasan berubah menjadi karya. Untuk merubah ide menjadi karya tidak lain dengan bertindak, berbuat, beraksi. Banyak orang mau kesuksesan, keuntungan , kebahagiaan dan keberhasilan, tetapi mereka hanya mengkhayalkan semua itu. Takkan berhasil seseorang meraih apa yangdiinginkan jika tak ada tindakan, atau tindakan yang dilakukan tak ada perubahan, melakukan hal yang sama tetapi menginginkan hasil berbeda'.impossible !

6. Malas
Sebuah kata yang terdiri dari lima huruf. Yang senantiasa menghinggapi diri kita jika kita lemah semangat, rendah informasi dan tak memiliki sahabat yang memiliki energy positif. Malas juga dikarenakan tek memiliki orientasi tujuan yang jelas dalam setiap amal perbuatan. Sangat mungkin seseorang malas karena rendahnya keyakinan dan pemahaman seseorang akan dampak yang terjadi dikemudian hari. Kemalasan juga didukung oleh rendahnya kemauan.

7. Tidak mampu membangun tim positif
Kita telah memahami bahwa semangat terkadang naik, suatu saat mengalami penurunan. Bersifat fluktuatif, tidak stabil sangat bertergantung pada lingkungan seseorang dimana dia berada. Hikmah mengatakan, seseorang itu tergantung dari dengan siapa ia berteman, maka jika ia berteman dengan penjual minyak wangi, ia ikut bau wangi, dan jika seseorang berteman dengan perokok maka penyakitnya lebih parah dari sang perokok. Ketidakmampuan seseorang membangun pertemanan, persahabatan atau tim kerja dengan orang - orang bernilai positif (dalam arti memiliki visi, pemahaman dan keyakinan yang sama) maka sangat mungkin kita mudah terpengaruh melakukan hal positif pula.

8. Penyakitan
Penyakitan, hal ini terkait dengan rendahnya kualitas fisik seseorang. Fisik kita bergantung dengan sejauhmana suplai makanan yang masuk kedalam tubuh kita dan perawatan tubuh kita serta frekuensi latihan bagi tubuh kita. Fisik kita juga bergantung sejauhmana kemampuan mengatasi penyakit yang masuk kedalam diri kita. Seseorang hendaknya memiliki fisik yang berkriteria sehat (jarang sakit), bugar (seluruh organnya berfungsi dengan baik), kuat (mampu memikul beban), dan lincah (mampu bergerak cepat). Penyakitan membuat seseorang sulit bergerak, lamban. Akhirnya sedikit yang ia dapatkan.

9. Negative Thinking
Kecerdasan seseorang takkan membuahkan hasil terhadap peluang dan kesempatan yang ada jika pikiran dan hatinya dipenuhi dengan buruk sangka (negative thinking). Hal ini pula yang menyebabkan seseorang ragu bertindak dan berbuat. Mereka yang negative thinking cenderung mengatakan takut kalau?. Masa sih? ah nanti jadi. Banyak diantara kita menyurutkan langkah dan berdiam diri dikarenakan pikiran kita yang dipenuhi keragu-raguan akan peluang yang ada didepan kita. Banyak kasus telah membuktikan seseorang tidak meraih apa yang diinginkan karena keraguan yang dimilikinya. Semakin tinggi negative thinking seseorang berbanding lurus dengan keraguan dan rendahnya tindakan yang berdampak pada ketidakberhasilan.

Semoga Bermanfaat

MENAHAN LAPAR SEMALAMAN KERANA MENGHORMATI TETAMU

Raja Pemimpi 05 April jam 15:17 Balas
Seorang telah datang menemui Rasulullah s.a.w. dan telah menceritakan kepada Baginda s.a.w. tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan pada ketika itu Baginda s.a.w. tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri Baginda s.a.w. mahupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda s.a.w. kemudian bertanya kepada para sahabat,"Adakah sesiapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku?" Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah s.a.w. , saya sanggiup melakukan seperti kehendak tuan itu."

Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahawa orang ini ialah tetamu Rasulullah s.a.w. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita." Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbual-bual dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidakk akan ketahui bahawa saya tidak makan bersama-samanya." Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk kanak-kanak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga berasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

Al Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal-Aqidah (bag 5)

Al Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal-Aqidah

Oleh Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri

Kita lanjutkan pelajaran kita, yakni pembahasan kitab Al Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal-Aqidah karya Ulama Besar Yaman, yakni Al-Allamah Asy-Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah.

Perlu diperhatikan : Judul Bab ini adalah tambahan dari saya (prima) sendiri. Hal ini untuk memudahkan kita didalam membaca nya, Insya’Allah. Maka perhatikan hal ini.

HUKUM MENGOLOK – OLOK SUNNAH (AJARAN) RASULLAH SHALLALLAHU’ALAIHI WA SALLAM

Al-Allamah Asy-Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah berkata :
[29] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apa hukumnya menghina atau berolok-olok dengan Allah, Rasul-Nya dan agama-Nya?”

Katakanlah: Ini adalah kekufuran yang besar. Barangsiapa yang melakukannya dengan sengaja (maka) telah keluar dari Islam.

Dalilnya adalah firman Allah:
“Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS At-Taubah [9] : 65-66)[3]

Catatan [3] Tidak ada perbedaan hukum antara (1) seseorang yang mencaci Nabi Muhammad atau salah satu dari Nabi dan Rasul lainnya, apakah manusia atau malaikat, dan (2) seseorang yang menunjukkan permusuhan terhadap mereka atau bahkan salah satu diantara mereka. Dalilnya adalah firman Allah: “Allah memilih rasul-rasul dari malaikat dan mnusia. (QS Al-Hajj [22] : 75).

Dan Allah berfirman: "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya" (QS Al-Baqarah [2] : 285). Dan juga Allah berfirman: “Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir. (QS Al-Baqarah [2] : 98).

- o O o -

(Saya Prima) Berkata : Inilah adalah salah satu pembatal keislaman seseorang. Dan ini sering terjadi di tengah – tengah kaum Muslimin, dikarenakan ketidaktahuan nya (Kebodohan nya) terhadap agama (ajaran) Islam.

Seperti perkataan orang yang mengolok – olok wanita yang berpakai cadar : “Lihat itu Ninja” atau perkataan yang semisalnya. Orang yang berkata seperti ini sudah masuk kedalam kekufuran besar. Karena mengolok cadar. Padahal cadar adalah ajaran (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam. Dan isteri Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam memakai cadar semua nya. Orang seperti, ini sering kita temui bahkan banyak sekali.

Jika ada diantara kita yang sering berkata seperti itu ketika melihat wanita bercadar atau ejekkan lain nya. Maka hendaklah dia bertobat. Sebelum ahzab yang pedih menimpa nya sementara dia tidak menyadari nya. Semoga Allah melindungi kita dari kekufuran ini.

Pertanyaan ini juga sudah diajukkan kepada Al-Lajnah Daimah (Komisi Fatwa dan Riset Ilmiah Dunia) di Kerajaan Arab Saudi. Tentang hukum mengolok – olok wanita pakai cadar, atau yang sejenisnya.

Maka hendaklah kita berhati – hati, didalam berbicara. Lebih baik diam, jika kita tidak mengetahui. Karena dia adalah lebih baik bagi diri kita dan lebih selamat, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam." (HR. al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).

Berhati – hatilah, mari kita jaga lidah dan ucapan kita. Jika kita ingin mengetahui sesuatu yang kita anggap ganjil. Maka bertanya kepada ahlul ilmi yakni para ulama. Sekali lagi berhati – hati terhadap mengolok – olok atau meremehkan agama. Karena itu adalah penghinaan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Semoga Allah menjaga kita semua dari hal yang membatal keislaman kita.



BALASAN BAGI ORANG BERIMAN DAN BAGI ORANG YANG KAFIR
Al-Allamah Asy-Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah berkata :
[30] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apakah balasan bagi orang-orang yang beriman dan balasan bagi orang-orang kafir pada hari kiamat?”

Katakanlah: Balasan bagi orang-orang Mu’min (beriman) adalah Surga yang merupakan bagian yang paling tinggi dari langit. Dalilnya adalah firman Allah:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.”
(QS Al-Bayyinah [98] : 7-8)

Dan balasan bagi orang-orang kafir adalah Neraka yaitu bagian terendah dari bumi (dasar bumi –pent).

Dalilnya adalah firman Allah:
“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir.” (QS Fathir [35] : 36)

Dalil bahwa Surga berada di tempat yang paling tinggi di atas langit adalah firman Allah:
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,” (QS An-Najm [53] : 13-15)

Dalil bahwa Neraka berada di tempat yang paling bawah dari bumi adalah hadits Al-Bara’ _ yang meriwayatkan bahwa Nabi _ bersabda: Buku catatan hamba-Ku dalam Sijjin – di tempat paling bawah dari bumi.” (Hadits ini Derajatnya Hasan (Baik))

Kita tidak mempersaksikan seseorang berada di dalam Surga, kecuali mereka yang masuk surga berdasarkan ketetapan dalil. Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya.” (QS Al-Isra [17] : 36)

- o O o -

(Saya Prima) : Diantara nya orang yang telah ditetapkan (dijamin) masuk surga adalah 10 orang sahabat Nabi, diantara mereka adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan 6 orang sahabat lain nya.



TEMPAT PERSINGGAHAN MENUJU KEHIDUPAN YANG KEKAL
Al-Allamah Asy-Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah berkata :
[31] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Ada berapa tempat persinggahan?”

Katakanlah: Tempat persinggahan ada tiga:
1. Kehidupan dunia yang akan berakhir.
Dalilnya adalah firman Allah:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS Al-Imran [3] : 185)

2. Alam Barzakh (alam kubur -pent).
Dalilnya adalah firman Allah:
“Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun [23] : 100)

3. Persinggahan terakhir (akhirat).
Dalilnya adalah firman Allah mengabarkan
apa yang dikatakan oleh orang-orang Mu’minin dari keluarga Fir’aun:
“Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (Qs Al-Mu’min [40] : 39)

- o O o -

(Saya Prima) : Perlu di perhatikan, didalam masalah ini. Sebagian besar kaum Muslimin di Negara ini. Mengatakan “Bahwa ada arwah yang gentayangan” atau semisalnya. Ini adalah kebodohan, keyakinan seperti ini adalah keyakinan yang rusak. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan di hadapan mereka ada dinding (pembatas) sampai harii mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun [23] : 100)

Dan pernah seseorang berkata kepada saya, “Anda tidak tahu, kalau malam tadi (yakni malam maulid Nabi) para malaikat menghadiri maulid, begitu juga Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Dan para wali – wali dan orang shaleh.” Lalu saya nasehati orang itu. Kemudian dia mencela dengan berkata “Itulah kamu, kalian di Padang hanya belajar tauhid tapi belum merealisasikan nya” “Belajar jangan dengan Prof., atau DR saja tetapi belajarlah dengan Habib, Kiyai ….dst”

Maka saya diamkan dia. Karena tidak ada manfaat nya melayani orang yang jahil seperti itu. Saya buka disini, supaya kita tahu, bahwa perkataan orang ini atau keyakinan orang ini yang mengatakan bahwa “Para malaikat, arwah para nabi, orang shaleh atau wali, bahkan Rasulullah hadir pada malam maulid Nabi” Ini adalah keyakinan yang Batil dan Rusak. Karena bertentangan dengan al-Quran dan hadits Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam.

Diantara ayat nya adalah firman Allah Subnahu wa Ta’ala diatas :
“Dan di hadapan mereka ada dinding (pembatas) sampai harii mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mu’minun [23] : 100)

Alangkah banyak nya keyakinan yang batil, rusak yang bertebaran dinegara ini. Dan mudah – mudahan Allah memberikan kita kekuatan untuk menyebarkan aqidah (keyakinan) yang benar. Berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah yang Shahih. Semoga Allah menjaga kita semua nya dari keyakinan yang rusak, yang batil.

(bersambung)

Al-Mabaadi Al-Mufidah fit-Tauhidi wal-Fiqih wal-Aqidah (Bag 6)

TEMPAT PERTAMA MENUJU KEHIDUPAN YANG ABADI
Al-Allamah Asy-Syaikh Yahya bin Ali Al-Hajuri hafizhullah berkata :
[32] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Dimanakah tempat persinggahan yang pertama menuju ke akhirat?”

Katakanlah: Tempat persinggahan yang pertama ke akhirat adalah kubur.
Dalilnya adalah hadits Utsman bin Affan Radhiyallahu’anhu yang meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya kubur adalah tempat pertama ke di akhirat. Maka seseorang yang diselamatkan darinya, maka apa yang datang setelahnya lebih mudah. Dan jika dia tidak selamat darinya, maka apa yang datang setelahnya jauh lebih buruk.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad dengan derajat Hasan).

- o O o -

AZAB KUBUR DAN NIKMAT KUBUR ADALAH BENAR ADA NYA
[33] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apa keyakinanmu terhadap azab dan nikmat kubur?”

Katakanlah: “Saya meyakini bahwa itu adalah benar bagi siapa yang patut mendapatkannya. Dalilnya adalah hadits Aisyah Radhiyallahu’anha dimana dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam mengenai azab kubur, maka beliau bersabda: “Siksa kubur adalah benar.” (Mutafaq alaih, dengan lafazh Bukhari)

Aisyah Radhiyallahu’anhu juga meriwayatkan: “Nabi akan memohon perlindungan Allah dari fitnah kubur, azab kubur, dan fitnah Dajjal” (Mutafaq alaih)

Hadits ini menegaskan adanya siksa kubur, fitnah kubur, dan fitnah al-Masih Dajjal.

Diantara dalil-dalil adanya nikmat kubur adalah hadits Al-Bara’ Radhiyallahu’anhu dimana Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda: “Bagi orang-orang Mu’min akan dikatakan, ‘Kenakanlah dia (dengan pakaian) surga dan bukakanlah baginya pintu surga sehingga wangi dan angin surga dapat mencapainya.”

- o O o -

(Saya Prima) berkata : Sebagian orang ada yang menolak ada nya azab kubur, mereka berkata ”Manusia ketika dimasukkan kedalam kubur, tidak di azab dan tidak di apa – apakan. Mereka hanya menunggu sampai hari kiamat. Kan amalan nya belum di hisab.”

Wahai saudara ku, Berhati – hatilah terhadap orang – orang seperti ini. Mereka menolak azab kubur. Padahal begitu banyak ayat al-Quran dan Hadits Rasulullah yang menerangkan ada nya azab kubur. (Insya’Allah akan dibahas pada tempat nya nanti).

Maka dari itu, salah satu keyakinan yang wajib diyakini oleh seorang Muslim, adalah meyakini bahwa Azab Kubur dan Nikmat Kubur adalah Benar ada nya (Haq). Siapa yang mengatakan tidak ada azab kubur, maka dia telah tersesat dari aqidah yang benar.

Dan inilah keyakinan sebagian firqah (kelompok) yang dahulu maupun kelompok yang ada sekarang dari kalangan kaum pergerakan dan yang semisalnya. Maka berhati – hatilah, karena mereka tersebar di negara ini. Kalau saya mau pastilah saya sebutkan kelompok mereka. Alhamdulillah, para Ulama Dunia, telah membongkar kedok mereka. Silahkan teman – teman lihat didalam beberapa tulisan ulama tentang bantahan terhadap kelompok itu. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka dan memberikan kita hidayah untuk tetap istiqamah diatas islam ini. Islam nya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, islam nya para Sahabat (semoga Allah meridhai mereka semua). Hati – hatilah.



HARI BANGKIT, HISAB, CATATAN AMAL ADALAH BENAR ADA NYA
[34] Jika seseorang bertanya kepadamu; “Apa yang engkau yakini mengenai orang-orang yang akan dibangkitkan, diadili, dan diberikan buku catatan amalnya?”

Katakanlah: Saya meyakini bahwa semuanya adalah benar.
Dalilnya adalah firman Allah:
“Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

Dan Allah berfirman:
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS Al-Insyiqaq
[84] : 7-12)

- o O o -

Demikian penjelasan Syaikh Yahya hafizhullah. Dari penjelasan beliau diatas maka dapat kita ambil pelajaran sebagai berikut :
1. Mengolok – olok ajaran Islam, baik itu seluruhnya atau salah satunya adalah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

2. Tempat orang beriman dan beramal shaleh adalah Surga yang tinggi dengan segala kenikmatan yang ada didalam nya. Sedangkan tempat orang kafir adalah Neraka dengan segala siksaan nya. Semoga Allah memasukkan kita kedalam surga-Nya dan melindungi kita dari neraka.

3. Tempat Persinggahan ada tiga yakni Kehidupan dunia yang akan berakhir. Kehidupan Alam Barzakh (alam kubur -pent). Dan Kehidupan Terakhir (Akhirat).

4. Tempat pertama menuju Negeri Akhirat adalah Alam Barzakh (Alam Kubur)

5. Azab Kubur dan Nikmat Kubur adalah Benar ada nya. Siapa yang mengingkari nya maka dia telah tersesat dengan kesesatan yang jauh.

6. Hari Bangkit setelah mati, Hari Hisab, Buku Catatan Amal adalah Benar ada nya. Mengimani nya adalah kewajiban dan mengingkarinya adalah kesesatan.

Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan kepada pembaca yang mulia, semoga Allah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi anda yang membaca dan mengamalkan nya. Dan menjadi amal shaleh bagi kami.


PEMBAHASAN YANG AKAN DATANG

Insya’Allah bersambung ke pertanyaan yang ke 35 yakni ”MELIHAT ALLAH DI AKHIRAT” dan seterusnya.


Bukittinggi (Padang), Senin : 5 April 2010

Prima Saputra bin Firdaus Ar-Arani

Semoga Allah mengampuni dosa kami, kedua orangtua kami, keluarga kami dan kaum muslimin seluruh nya.

Kalau ada salah ketik atau ketinggalan huruf nya kami mohon maaf. Dan mohon diberitahukan.

Keutamaan Islam Dan Keindahannya

Andri Fadhlan M Huda 06 April jam 2:43 Balas
Assalammu'alaikum ikhwah fillah
Bismillahirrohmanirrohim

Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung dan membuahkan hal-hal yang terpuji dan hasil-hasil yang mulia. Di antara keutamaan dan keindahan Islam adalah:

1. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam. Allah SWT berfirma dalam QS.Al-Anfaal: 38 :
“Artinya : Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya) ‘Jika mereka berhenti (dari kekafiran-nya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).”

Shahabat ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu 'anhu yang menceritakan kisahnya ketika masuk Islam, beliau Radhiyallahu 'anhu berkata:

“Artinya : ... Ketika Allah menjadikan Islam dalam hatiku, aku mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan aku berkata, ‘Bentangkanlah tanganmu, aku akan berbai’at kepadamu.’ Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membentangkan tangan kanannya. Dia (‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu 'anhu) berkata, ‘Maka aku tahan tanganku (tidak menjabat tangan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam).’ Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, ‘Ada apa wahai ‘Amr?’ Dia berkata, ‘Aku ingin me-minta syarat!’ Maka, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah syaratmu?’ Maka aku berkata, ‘Agar aku diampuni.’ Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, ‘Apakah engkau belum tahu bahwa sesungguhnya Islam itu menghapus dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya, hijrah itu menghapus dosa-dosa sebelumnya, dan haji itu menghapus dosa-dosa sebelumnya?’”

2. Apabila seseorang masuk Islam kemudian baik ke-Islamannya, maka ia tidak disiksa atas perbuatannya pada waktu dia masih kafir, bahkan Allah Azza wa Jalla akan melipatgandakan pahala amal-amal kebaikan yang pernah dilakukannya. Dalam sebuah hadits dinyatakan:

"Artinya : Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Jika baik keIslaman seseorang di antara kalian, maka setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Adapun keburukan yang dilakukannya akan ditulis satu kali sampai ia bertemu Allah.”

3. Islam tetap menghimpun amal kebaikan yang pernah dilakukan seseorang baik ketika masih kafir maupun ketika sudah Islam.

"Artinya : Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memandang perbuatan-perbuatan baik yang aku lakukan sewaktu masa Jahiliyyah seperti shadaqah, membebaskan budak atau silaturahmi tetap mendapat pahala?” Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Engkau telah masuk Islam beserta semua kebaikanmu yang dahulu.” [4]

4. Islam sebagai sebab terhindarnya seseorang dari siksa Neraka.

"Artinya : Dari Anas Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, “Ada seorang anak Yahudi yang selalu membantu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam datang menengoknya, lalu duduk di dekat kepalanya, seraya mengatakan, ‘Masuk Islam-lah!’ Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang berada di sampingnya, maka ayahnya berkata, ‘Taatilah Abul Qasim (Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam).’ Maka anak itu akhirnya masuk Islam. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam keluar seraya mengatakan, ‘Segala puji hanya milik Allah yang telah menyelamatkannya dari siksa Neraka."

Dalam hadits lain yang berasal dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“...Sesungguhnya tidak akan masuk Surga melainkan jiwa muslim dan sesungguhnya Allah menolong agama ini dengan orang-orang fajir.” [6]

5. Kemenangan, kesuksesan dan kemuliaan terdapat dalam Islam.

"Artinya : Dari Shahabat ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh telah beruntung orang yang masuk Islam, dan diberi rizki yang cukup dan Allah memberikan sifat qana’ah (merasa cukup) atas rizki yang ia terima.”

‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata, “Kami adalah suatu kaum yang telah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dengan Islam, maka bila kami mencari kemuliaan dengan selain cara-cara Islam maka Allah akan menghinakan kami.”

Subhannallah...sesungguhnya Islam memerintah kepada setiap kebaikan dan melarang dari setiap keburukan. Setiap perintah agama Islam pasti mengandung manfaat dan kebaikan, dan sebaliknya setiap larangan agama Islam pasti mengandung kerugian dan kejelekan. Oleh karena itu setiap perintah dan larangan Islam termasuk di antara keindahannya.

wassalammu'alaikum