Minggu, 11 April 2010

keimanan seseorang tidak akan surut sebelum hatinya surut

Andri Fadhlan M Huda 26 Maret jam 22:10 Balas
Assalammu'alaikum ikhwah fillah
Bismillahirrohmanirrohim

Sebagai hamba Allah yang baik, tentu kita menyadari betapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita di segala kehidupan. Betapa setiap cita-cita yang kita inginkan, setiap niat yang ada di hati sanubari, setiap keinginan yang tertanam, dan setiap keberhasilan yang kita capai mustahil tanpa pertolongan atau inayah dari Allah Rabbul Izzati.

Artinya apa? Bahwa apa pun yang kita lakukan, langkah apa pun yang kita kerjakan, keberhasilan yang kita capai ini semata-mata sayangnya Allah kepada kita dan karunia Allah yang diberikan kepada kita. Untuk itulah, kita harus senantiasa bertafakur, senantiasa mensyukuri nikmat Allah dengan meningkatkan ketakwaan kita melalui menjalankan apa yang Allah perintahkan, dan berupaya menjauhkan apa yang dilarang-Nya.

Di suatu sore Rasul berkumpul dengan para sahabat di dalam masjid sambil menunggu datangnya waktu Ashar. Ketika sudah berkumpul para sahabat, Rasulullah mencari seseorang di sekitarnya. Lalu Rasul berkata kepada para sahabat, ”Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Para sahabat merasa terkejut, kenapa? Karena seluruh sahabat yang dekat dan dicintai Nabi sudah berkumpul di dalam masjid. Siapa lagi yang beliau tunggu itu.

Tidak lama kemudian masuklah seseorang yang tidak cukup dikenal. Dia orang biasa, tidak selalu dikenal di kalangan para sabahat karena berasal dari kampung. Para sahabat masih berpikir mungkin ada yang lain. Ternyata ketika tiba datangnya waktu Ashar itulah orang yang terakhir tadi. Begitu pula dengan esok harinya, Rasulullah berkata demikian,” Sebentar lagi ahli surga akan masuk ke dalam masjid.” Sahabat masih mengira bukan orang yang kemarin. Ternyata yang datang terakhir ke masjid, orang yang kemarin lagi. Tiga hari berturut-turut itulah yang terjadi, hingga pada akhirnya para sahabat yakin dialah orangnya yang disebut ahli surga.

Di antara para sahabat, Abdullah bin Umar agak sedikit penasaran. Siapakah gerangan orang itu? Ibadah apa yang dilakukan sehingga Rasul mengatakan dia adalah ahli surga?

...singkat dalam kisah....

Abdullah bin Umar yang penasaran bertanya, ”Saya ini bingung, beberapa waktu yang lalu Rasulullah berkata sampai tiga hari berturut-turut bahwa akan ada orang ahli surga. Tapi ibadah kamu sesuai dengan apa yang kami lakukan. Kewajiban-kewajiban yang kami lakukan, tidak jauh berbeda. Tapi mungkin kami dan para sahabat lainnya lebih dalam masalah ibadah.”

Hamba Allah ini berkata, ”Mungkin ibadahku kalah dari kalian. Tapi perlu kamu tahu, kemungkinan yang menyebabkan Rasulullah berkata seperti itu, karena suatu hal yang aku jaga dalam hidup, pertama lidahku tidak pernah aku gunakan untuk menyakiti orang lain. Artinya, aku tidak pernah berbuat gibah, aku tidak pernah memfitnah, aku tidak pernah berdusta, aku tidak pernah kotori lidah ini dengan perkataan buruk. Dan yang kedua wahai Abdullah bin Umar, hatiku tidak pernah iri dengan kelebihan yang dimiliki orang lain. Bahkan aku selalu bersyukur jika Allah memberikan karunia yang besar terhadap orang-orang yang disebelah aku.”

Ini suatu ikhtibar betapa antara hati dengan lidah tidak bisa dipisahkan. Maka jika kita bisa menjaga hati dengan baik, menjaga lidah dengan baik. Dan, percaya jika hati yang bersih dari rasa takabur, ria, syirik, iri, dengki serta penyakit hati lainnya, maka lidah secara otomatis akan menjadi baik. Itulah sebabnya Rasul pernah memberikan gambaran iman seseorang tidak akan surut sebelum hatinya surut. Hati tidak akan surut manakala lisannya lurus.

Betapa peranan hati menjadi sangat penting dalam kehidupan. Sebab itulah untuk menghilangkan berbagai penyakit di dalam hati, agar supaya lidah kita menjadi lurus, maka obat yang paling tepat tidak lain adalah selalu menyebut nama Allah. Berdzikir kepada Allah itulah obat yang sangat mujarab untuk meluruskan hati, meluruskan lidah kita di dalam hidup ini. Kenapa? Kita selalu berpikir di dalam hidup selalu berdoa pada Allah tapi belum dikabulkan. Mungkin, hati kita masih terdapat sifat-sifat yang jelek, masih ada dosa dalam diri kita, masih ada rasa takabur dalam hati kita. Itulah yang menyebabkan doa kita terhalang dengan penyakit-penyakit yang ada dalam hati.

Kisah ini menjadi gambaran jika disaat ini banyak ujian dan cobaan yang menimpa negara kita, mungkin karena hati-hati kita yang kotor, ada rasa iri, syirik dan dengki diantara kita, mungkin tidak adanya kedamaian diantara kita. Dan yakinlah dengan hati yang bersih, doa kita akan dikabulkan oleh Allah. Subhanallah!

wassalammu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar