Minggu, 11 April 2010

SYUKUR NIKMAT

Miftakhun Nurul Jannatin 21 Maret jam 19:17 Balas
Kaca yang selanjutnya yang bisa kita jadikan cermin adalah perintah untuk mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Perintah ini sebenarnya lebih tepat bila dirasakan sebagai sindiran atas kekerdilan kita dalam memahami konsep balas budi. Sebagai makhluk yang semula tidak ada, lalu diadakan serta dilimpahkan kepadanya bumi seisinya, manusia terlalu bodoh untuk menganggap semua itu sebagai proses alamiah. Karena semua nikmat penciptaan, kucuran rizki dan potensi alam ini ada yang mengatur, ada yang memberikan ada yang menganugerahkan dan harus ada timbal balik untuk mensyukuri semuanya. Namun karena banyaknya nikmat yang diterima, justru membuat manusia lupa berteima kasih kepada Yang Memberi. Sehingga akan banyak kita temukan manusia yang tergolong ingkar kepada Allah.

Dalam sebuah hadits Nabi saw. menyebutkan manusia memiliki 360 persendian yang wajib disyukuri masing-masing sendinya. Di luar itu manusia masih berkewajiban mensyukuri nikmat udara yang bersih, sinar matahari, air serta berfungsinya sistem organ tubuh dan panca indra. Semuanya wajib disyukuri karena nikmat-nikmat tersebut tidak dapat tidak ternilai harganya.

فَاذْكُرُوْنِى اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلاَ تَكْفُرُوْنَ ( البقرة : 152 )
Artinya: Sebab itu ingatlah kepada Ku, supaya Aku ingat pula kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah mengingkari nikmatKu (Qs. 2 : 152).

Perintah agar manusia mensyukuri secara rinci nikmat yang telah Allah berikan dan larangan mengkufuri nikmat tersebut. Terkandung pengertian bahwa bila tidak syukur, maka tercatat sebagai manusia yang kufur. Kini kita tahu bahwa sifat kafir itu mudah hinggap pada seseorang. Kita jangan terpasung dalam pemahaman sempit tentang makna kafir. Karena dalam bahasan ini yang dimaksud kafir adalah kafir kepada nikmat Allah (kufur bin ni’matillah). Namun jangan sekali-kali meremehkan sifat kafir ini. Sebab mengkufuri ni’mat Allah sama saja dengan mengkufuri Allah itu sendiri. Sehingga Allah mengancam dengan siksa yang amat pedih, bagi siapa saja yang mengkufuri nikmat-Nya.

Di balik ancaman siksa bagi yang kufur terhadap nikmat-Nya, Allah memberikan janji akan menambah kenikmatan kepada seorang hamba jika mau mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Bahwa semua yang ada di dalam dan di atas bumi serta di bawah langit ini merupakan nikmat dari Allah. Dari sini bisa kita koreksi bersama diri kita masing masing, tidakkah manusia banyak yang terlibat kufur ? Sudahkah kita ingat dan bersyukur kepada Allah ketika mendapat sinar matahari yang merupakan sumber energi. Tidakkah kita selalu menganggap sinar matahari sebagai suatu keniscayaan dan hal yang lumrah, sehin gga lupa bersyukur. Demikian pula ketika setiap sekian detik menghirup udara sejak lahir sampai meninggal, hampir tidak ada yang mensyukurinya.

Ketika seorang bisa duduk, bisa memegang pulpen, bisa menggerakkan siku untuk mengantarkan gelas ke mulut dan lainnya, pasti lupa untuk menyadari bahwa hal tersebut wajib disyukuri. Kalau demikian, di mana orang yang tidak terlibat kufur, manusia tipe apa yang tidak terancam ayat di atas?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar